SMA SANTO YOSEF LAHAT RAIH PIAGAM PENGHARGAAN SEKOLAH PENYELENGGARA UN JUJUR DAN BERINTEGRITAS

Di tengah hiruk pikuk pelaksanaan UN yang masih saja dinodai dengan aksi curang beberapa oknum, SMA Santo Yosef Lahat mendapat penghargaan dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan karena dinilai sukses menyelenggarakan UN yang jujur dan berintegritas. Penghargaan ini penting bagi masa depan pendidikan di Kabupaten Lahat, karena dari puluhan SMA yang ada di Kabupaten Lahat hanya dua sekolah yang tidak terindikasi curang dan salah satunya adalah SMA Santo Yosef Lahat. Hal ini disampaikan oleh Kepala SMA Santo Yosef Lahat, Jumat (12/6/15).
Ujian Nasional tingkat SMA/SMK/MK/SMALB  memang sudah berakhir dan hasilnya pun sudah dimumkan serentak pada 15 Mei 2015 lalu, akan tetapi polemik yang menyertainya masih menjadi topik hangat bagi para pemerhati pendidikan, bahkan beberapa media massa. Keputusan menteri pendidikan yang tidak lagi menjadikan UN sebagai acuan untuk menentukan siswa lulus atau tidak lulus, toh, ternyata masih belum mampu mengurangi tingkat kecurangan seputar UN.
Harapan pemerintah, khususnya Kemendikbud untuk dapat melaksanakan UN jujur dan berintegritas pada tahun pelajaran 2014-2015 terbukti belum maksimal dan bahkan dapat dikatakan masih ‘jauh panggang dari api.’ Persoalan-persoalan klasik yang sering muncul dalam persiapan maupun pelaksanaan UN masih saja marak dijumpai. Salah satu yang paling menyita perhatian adalah beredarnya soal dan jawaban UN di internet. Masyarakat masih bertanya, bagaimana bisa dokumen negara yang dilakban dengan segel ‘sangat rahasia’ bisa bocor secara bebas dan gratis di dunia maya?
Di tengah aksi curang yang masih masif terjadi, beberapa siswa dari Kota Yogyakarta angkat suara dan menyatakan sikap atas beredarnya soal dan jawaban UN di internet beberapa hari setelah pelaksanaan UN. Dalam surat terbuka yang disampaikan perwakilan siswa di wesite kemendikbud, dinyatakan bahwa kemendikbud harus meninjau kembali pelaksanaan UN 2014-2015 karena disinyalir masih dikerubungi aksi curang dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Apalagi hasil UN juga akan dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan  SNMPTN.
Para siswa asal Jogja menyarankan kepada universitas-universitas ternama di Indonesia agar tidak menerima mahasiswa SNMPTN berdasarkan hasil UN,  karena dengan temuan kebocoran soal validitas hasil UN sulit dipertanggungjawabkan. Apabila universitas-universitas menjadikan hasil UN sebagai tolok ukur penerimaan mahasiswa SNMPTN, maka para siswa yang mengerjakan soal UN dengan jujur akan dirugikan, karena tidak menutup kemungkinan nilai yang mereka peroleh lebih rendah dari siswa yang berlaku curang.
Seolah menjawab surat terbuka yang disampaikan oleh siswa dari Kota Yogyakarta, Universitas Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan pada Selasa, 9 Juni 2015 lalu, mengumumkan bahwa sebanyak 20 peserta SNMPTN diduga melakukan aksi curang dengan melakukan mark up nilai. Dari proses verifikasi data, panitia SNMPTN mencatat sebanyak 3.006 peserta yang akan mengikuti tes tertulis, akan tetapi 20 diantaranya terancam gugur karena setelah dilakukan verifikasi 20 siswa tersebut diduga terlibat mark up nilai.

Bagi sekolah-sekolah yang berkomitmen menyelenggarakan UN jujur, tindakan tegas panitia SNMPTN Universitas Sriwijaya tentu menjadi angin segar, karena dengan demikian para siswa yang berasal dari sekolah-sekolah yang berkomitmen menyenggarakan UN jujur tidak perlu khawatir dicurangi. Kebijakan Universitas Sriwijaya Pelembang agaknya harus diterapkan juga di universitas-universitas lain, agar mahasiswa yang terjaring melalui SNMPTN betul-betul merupakan orang yang tepat. (WL)
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung:

Postingan Populer

Diberdayakan oleh Blogger.