JENIS-JENIS VARIABEL DALAM PENELITIAN

Ilmu (Science) atau pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang didapat dan dikembangkan melalui pendekatan atau metode ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah pengetahuan yang tidak diperoleh melalui pendekatan ilmiah. 

Pengetahuan non-ilmiah diperoleh melalui pendekatan akal sehat (common sense), prasangka, intutitif, trial and eror, pendekatan otoritas, dan pemikiran kritis.

Setiap jenis pengetahuan ilmiah memiliki tiga ciri sepesifik, yaitu:

  1. Mengenai apa (ontologi), ranah filsafat yang membahas tentang hakikat sesuatu yang bersifat nyata/konkret.
  2. Bagaimana (epistemologi), menelaah tentang apa sebenarnya hakikat hubungan antara pencari ilmu (inquirer) dan objek yang ditemukan.
  3. Untuk siapa (aksiologi), penjabaran nilai-nilai penelitian sehingga tidak ada pengetahuan yang sia-sia.

Metode ilmiah adalah suatu kerangka landansan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah.

Terdapat dua jenis metode ilmiah, yaitu deduktif dan induktif.

Metode deduktif terdapat pada ranah ontologis dan epistemologis, sedangkan metode induktif pada ranah aksiologi. Pada ranah induktif inilah perhitungan kuantitatif dilakukan.

Ada lima cara untuk menjadi tahu:

  1. Ilham
  2. Otoritas, pengetahuan yang berasal dari pemegang otoritas atau kuasa tanpa diketahui kualifikasinya.
  3. Intuisi
  4. Common sense, melibatkan intuisi, otoritas, dan pengalaman.
  5. Ilmu


Para peneliti harus mampu menciptakan kreativitas, terdapat lima jenis kreativitas, yaitu:

  1. Kreativitas imajinatif, yaitu tipe kreativitas yang selalu diasosiasikan dengan pelukis dan penulis.Dalam penelitian penentuan hipotesis termasuk kreativitas imajinatif.
  2. Kreativitas natural, yaitu kreativitas yang diperoleh dari kemampuan fisik atau kemampuan mental yang diperlihatkan lewat performa. Contoh: penari, atlet, musisi.
  3. Kreativitas preskriptif, yaitu kreativitas yang cenderung diasosiasikan ke agama dan filosofi.
  4. Kreativitas terapan, yaitu menentukan aplikasi konsep dalam upaya memecahkan masalah. Kreativitas ini merupakan bagian integral dari seorang peneliti.
  5. Kreativitas teoritis, yaitu kemampuan mengembangkan hubungan antara faktor-faktor yang akan menghasilkan konsep abstrak.

Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai penilaian. Variabel juga merupakan proksi atau representasi dari konstruk yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai (penilaian). Variabel menjadi mediator antara konstruk yang bersifat abstrak dan fenomena yang bersifat nyata.

Terdapat beberapa macam variabel, di antaranya:

1.  Varibel dependen (terikat, tidak bebas)

Variabel dependen adalah variabel utama dalam sebuah pengamatan. Variabel ini dipengaruhi oleh variabel independen.

Contoh:

Prestasi Sekolah Menurun (variabel dependen) dipengaruhi oleh (a) Kualitas KBM yang menuru; (b) Kompetensi guru kurang; (c) motivasi siswa rendah.

Variabel a, b, dan c merupakan variabel independen.

2. Variabel independen

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel dependen dan dapat berhubungan positif atau negatif dengan variabel dependen.

3. Variabel moderating

Hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Salah-satu di antaranya adalah variabel moderating yang bertindak sebagai moderator.

Contoh: 

Kompensasi yang Tinggi Memperkuat Pengaruh antara Kepuasan Kerja dan Kinerja. Kompensasi tersebut merupakan variabel moderating.

4. Variabel intervening

Variabel intervening adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel intervening terletak di antara variabel-variabel independen dan variabel dependen sehingga variabel independen tidak secara langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen.

Contoh: 

Kebijakan Harga (V1) Daya Beli Konsumen (V Intervening) BBM Pembeli Rasional (V2) Volume Penjualan (V3)

5. Variabel kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang mengontrol hubungan kausal antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel tersebut dapat mempengaruhi hubungan kausal antara variabel independen dan dependen meskipun bukan merupakan variabel utama.

Contoh: 

Hubungan Tingkat Pendidikan (X1) dengan Tingkat Pendapatan (X2). Tingkat pendidikan (variabel independen) berpengaruh terhadap tingkat pendapatan (variabel dependen) dengan dikontrol tingkat usia.


Semoga bermanfaat

Share:

CATATAN ETIKA BISNIS

Pertemuan 1 (13/1/23)


Definisi Etika:

  • Etika sebagai filsafat moral.
  • Etika adalah pemikiran kritis dan mendasar mengenai ajaran- ajaran moral.
  • Etika sebagai ilmu tentang moralitas.

Definisi Moral:

Moral adalah ajaran tentang apa yang dilarang dan apa yang wajib dilakukan oleh manusia supaya bisa menjadi baik.

Contoh moral:

Aturan dan hukum agama, hukum adat, wejangan tradisi leluhur, nasehat orang tua, ajaran ideologi, dll.

Ajaran moral berasai dari tradisi, adat, agama, ideologi negara, dll.

Hubungan Etika dan Moral

  • Etika dipakai untuk yang umum/konseptual/prinsipal.
  • Moral dipakai untuk yang lebih khusus/spesifik/praktis. 

Misalnya: Soal Perceraian

Wilayah etika: Prinsip Perkawinan adalah kesetiaan.

Wilayah moral: Tidak boleh bercerai; Boleh bercerai.


Perbedaan etika dan moral:

Etika: Bersifat kecakapan teoritis, seperti peta wilayah.

Moral: bersifat perintah langsung, seperti petunjuk perjalanan.


Fungsi etika:

  • Etika bukan ajaran moral juga bukan tambahan ajaran moral.
  • Etika tidak langsung membuat manusia menjadi baik. Itu tugas ajaran moral.
  • Etika adalah sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas.
  • Orientasi kritis diperlukan karena kita dihadapkan dengan pluralisme moral.
  • Jika tidak memiliki orientasi kritis, maka kita akan bingung seperti cerita “Nasrudin yang mau menjual keledai”.


Tujuan belajar etika:

  • Agar kritis. Kritis terhadap lembaga-lembaga Masyarakat: Orang tua, agama, negara, dll.
  • Kritis terhadap berbagai Ideologi: konsumtif, keserbabolehan, hura-hura.
  • Kritis terhadap diri sendiri.


Pertemuan 2 (20/1/23)


Presentasi Kelompok 1: 

Etika Bisnis dan CSR (Corporate Social Responsibility)


Etika bisnis sama dengan kode etik bisnis. Kaiatannya CSR adalah bagaimana perusaaan menjalankan

tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat sekitar.


Prinsip-prinsip dalam etika binis dan CSR:

  1. Memiliki kjujuran;
  2. Berintegritas;
  3. Memegang janji;
  4. Kesetiaan;
  5. Berkeadilan;
  6. Suka membantu;
  7. Hormat kepada orang lain;
  8. Warga negara yang bertanggung jawab;
  9. Mengejar keuntungan sesuai kemampuan, sewajarnya; dan
  10. Dapat dipertanggungjawabkan secara moral, legal dan formal.


Pelaksanaan CSR Hendaknya diawali dengan proses PROPER. PROPER adalah penilaian kinerja pengelolaan lingkungan suatu perusahaan yang memerlukan indikator yang terukur.

Pemilihan program CSR disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar agar tepat sasaran.

Share:

CATATAN PERILAKU DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

Perubahan dan Pengembangan Organisasi

Dua tipe perubahan:

  1. Reactive change - Reaksi terhadap perubahan yang tidak terhindarkan (Pandemi Covod 19).
  2. Proacktive change - Perubahan dengan perencanaan yang sistematis.

Pengembangan organisasi adalah upaya perencanaan jangka panjang untuk menyempurnakan organisasi melalui pemanfaatan sumber daya oraganisasi yang lebih efektif.

Tujuan:

  1. Mengubah sikap dan nilai;
  2. Memodifikasi perlaku; dan
  3. Mengubah struktur dan kebijakan.

Agen perubahan adalah katalisator yang bertanggung jawab terhadap perubahan, dapat menggunakan jasa konsultan. Yang dilakukan agen perubahan adalah sebagai berikut:

  1. Mengubah struktur;
  2. Teknologi; dan
  3. Orang.

Kekuatan/tekanan untuk melakukan perubahan:

  1. Eksternal: Marketpalce, teknologi, perubahan sosial dan politik.
  2. Internal: Masalah proses dan perilaku.

Diagnosis masalah:

  1. Apa masalah yang berbeda dari gejala masalah?
  2. Apa yang harus diubah untuk mengatasi masalah tersebut?
  3. Hasil apa yang diharapkan dari perubahan dan bagaimana caranya? Apakah hasil tersebut akan diukur?

Dalam upaya melakukan perubahan tentu ada proses intervensi yang dilakukan. Bentuk intervensi yang dapat dilakukan di antaranya:

  1. Melibatkan individu dalam menganalisis perilaku;
  2. Desain pekerjaan;
  3. Analasis wewenang/jabatan; dan
  4. Manajemen berdasarkan tujuan.

Dalam upaya melakukan perubahan tidak semua siap akan perubahan yang kemudian menimbulkan resistensi. Resistensi merupakan upaya untuk bertahan untuk tidak berubah karena berbagai alasan. Berikut bentuk resistensi tersebut.

a. Resistensi individu:

  1. Kebiasaan;
  2. Rasa aman;
  3. Faktor ekonomi;
  4. Ketakutan untuk tidak dikenal; dan
  5. Proses seleksi informasi.

b. Resistensi oraganisasi

  1. Struktural menolak perubahan;
  2. Fokus perubahan yang terbatas;
  3. Kelompok menolak perubahan;
  4. Ancaman terhadap keahlian;
  5. Ancaman untuk hubungan kekuasaan yang terjalin; dan
  6. Ancaman untuk alokasi sumber daya yang ditetapkan
Untuk merespon sikap resistensi terhadap upaya perusahaan melakukan perubahan, perusahaan dapat melakukan hal-hal berikut:
  1. Pendidikan dan komunikasi;
  2. Partisipasi dan keterlibatan;
  3. Fasilitasi dan dukungan;
  4. Negosiasi dan kesepakatan;
  5. Manipulasi dan kooptasi (bentuk kerja sama berupa penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dan pelaksanaan organisasi guna menghindari konflik); dan
  6. Pemaksaan eksplisit dan implisit
Langkah untuk memimpin perubahan organisasi (Kotter):
  1. Membangun rasa urgensi. Mencairkan organisasi dengan menciptakan alasan kuat mengapa perubahan diperlukan.
  2. Ciptakan koalisi pemandu. Buat grup orang lintas fungsi dan lintas level dengan kekuatan yang cukup untuk memimpin perubahan.
  3. Mengembangkan visi dan strategi. Buat visi dan rencana strategis untuk memandu proses perubahan.
  4. Komunikasikan visi perubahan. Membuat dan menerapkan strategi  yang konsisten mengkomunikasikan visi baru dan rencana strategis.
  5. Memberdayakan tindakan berbasis luas. Hilangkan hambatan untuk mengubah dan gunakan elemen target untuk mengubah organisasi. Dorong pengambilan risiko dan pemecahan masalah secara kreatif. 
Share:

ANALISIS JABATAN (JOB ANALYSIS) 2

Mengapa analisis jabatan perlu dilakukan oleh perusahaan atau unit SDM:

  1. Penyediaan man power/staf (rekrutment)
  2. Optimalisasi pelatihan dan pengembangan
  3. Penilaian performance/kinerja
  4. Kompensasi
  5. Keselamatan dan kesehatan kerja
  6. Hubungan industrial
  7. Pertimbangan legalitas

Analisis jabatan (job analysis) berujuan untuk menjabarkan lebih rinci peran dan tanggung jawab jabatan di organisasi. Keluaran dari job analysis ini berupa dokumen job description untuk masing-masing jabatan yang ada di organisasi.

Job description umumnya tersusun atas sejumlah komponen yang menjelaskan peran dan tanggung jawab untuk setiap jabatan yang ada di organisasi:

  1. Identifikasi jabatan - Menjabarkan jabatan secara singkat, selalu terdapat pada setiap awalan dokumen.
  2. Ringkasan jabatan - Pernyataan dalam kalimat singkat, jelas, dan akurat mengenai definisi dan peran utama jabatan.
  3. Interaksi hubungan kerja - Menggambarrkan interaksi jabatan dengan pihak internal maupun eksternal yang mempengaruhi maupun dipengaruhi.
  4. Tugas dan tanggung jawab - Menjabarkan ruang lingkup tanggung jawab yang ada pada suatu jabatan yang lalu diurut nomornya berdasarkan urutan kepentingannya.
  5. Wewenang - Mendeskripsikan otoritas yang dimiliki oleh jabatan bersangkutan, dalam rangka pengambilan keputusan yang tidak membutuhkan konsultasi ataupun persetujuan dari atasan.
  6. Persyaratan minimum - Menjelaskan pendidikan, pengalaman, dan pengetahuan khusus yang dibutuhkan untuk menduduki suatu jabatan.

Kompetensi utama - Menginventasrisasi kompetensi yang harus dimiliki oleh pemegang jabatan untuk menjalankan perannya secara efektif dan efisien.

Tahapan dalam analisis jabatan:

  1. Persiapan - Pembentukan tim, CP atau penunjukkan partner;
  2. Pengumpulan data - Observasi, wawancara, kuisioner, logs, dll.;
  3. FGD I - Diskusi antartim (SDM dan unit kerja);
  4. Draft -  Penyususn draft awal job description;
  5. FGD II -  Diskusi tim dengan pimpinan atau menagement, second opinion, Benchmark;
  6. Finalisasi -  FInal job description;
  7. Pengesahan -  Tanda tangan, distribusi, sosialisasi. 
Identifikasi Jabatan:


Ringkasan Jabatan:


Ringkasan Pekerjaan:
Ringkasan Pekerjaan:


Acuan Penyusunan Ringkasan Pekerjaan:
Interaksi Hubungan Kerja:

Interaksi Hubungan Kerja:

Tugas dan Tanggung Jawab:

Tugas dan Tanggung Jawab:

Wewenang:

Wewenang:

Persyaratan Minimum:



Share:

PILIHAN MATA KULIAH PER SEMESTER PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Program Studi Magister Manajemen menerapkan sistem paket yang artinya mahasiswa hanya boleh mengambil mata kuliah sesuai paket yang ditentukan. Adapun pilihan mata kuliah yang wajib diambil per semester adalah sebagai berikut.

Semester 1:

  1. Akuntansi Manajemen
  2. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
  3. Manajemen Keuangan
  4. Manajemen Pemasaran

      Total 4 mata kuliah


Semester 2:

  1. Etika Bisnis
  2. Metodologi Penelitian Bisnis
  3. Mata Kuliah Konsentrasi 1 (sesuai pilihan ketika mendaftar)

  • Topik Khusus Manajemen Pemasaran dan Analisis Perilaku Konsumen (Konsentrasi Pemasaran)
  • Perilaku dan Pengembangan Organisasi (Konsentrasi MSDM)
  • Manajemen Investasi dan Portofolio dan Wealth Management (Konsentrasi Keuangan)

    4. Mata Kuliah Konsentrasi 2

    • Riset Pemasaran (Konsentrasi Pemasaran)
    • Manajemen Kompensasi (Konsentrasi MSDM)
    • Manajemen Keuangan Internasional (Konsentrasi Keuangan)

      Total 4 mata kuliah


Semester 3:

  1. Manajemen Operasi
  2. Manajemen Strategik dan Wealth Management
  3. Entrepreneurship
  4. Ekonomi Manajerial
  5. Tesis

      Total 5 mata kuliah


Semester 4:

Tesis

Share:

Pengunjung:

Postingan Populer

Diberdayakan oleh Blogger.