PADUAN SUARA

Dalam tradisi gereja katolik keberadaan kelompok paduan suara (kor) sangat penting untuk mendukung perayaan ekaristi. Lantunan lagu yang dibawakan oleh kelompok paduan suara diharapkan mampu menciptakan suasana batin yang damai pada diri setiap umat. Dengan suasana batin yang damai, umat diharapkan dapat mengikuti perayaan ekaristi dengan khidmat.
Untuk bisa membentuk kelompok paduan suara yang berkualitas sudah pasti tidak mudah. Butuh semangat, ketekunan, kebersamaan, dan hubungan yang harmonis antaranggota. Semua anggota harus memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing. Satu saja anggota tidak melaksanakan tugas dengan baik, maka akan memengaruhi kualitas paduan suara secara keseluruhan.
Berkait keberadaan kelompok paduan suara dalam tradisi gereja katolik, saya teringat akan pengalaman saya, ketika beberapa kali diundang untuk mengikuti latihan paduan suara di gereja. Meski saya tidak memiliki ketertarikan terhadap seni olah vokal (saya suka bernyanyi tetapi tidak untuk lagu-lagu gereja yang menurut saya kaku), akan tetapi karena mendapat undangan saya pun beberapa kali mencoba hadir dan mengikuti latihan. Ketidakmampuan dalam membaca notasi lagu menjadi alasan lain, mengapa saya tidak terlalu tertarik ikut paduan suara.
Saat itu, ketika mengikuti latihan, saya mencoba menyisiati kekurangan (tidak bisa membaca notasi) dengan metode menghapal. Namun yang terjadi kemudian, saya justru sering bingung dan pada akhirnya hanya menggerakkan bibir tanpa  mengeluarkan suara alias lipsync. 
Hal tersebut membuat saya merasa tidak nyaman dan akhirnya memutuskan untuk tidak akan hadir kembali dalam latihan paduan suara berikutnya. Saya merasa keberadaan saya sama sekali tidak membantu dan justru bisa mengurangi kualitas paduan suara, ketika nada suara yang saya keluarkan tidak sesuai dengan notasi pada teks lagu.
Sama halnya seperti kelompok paduan suara, sebuah organisasi lazimnya dibangun dari kumpulan orang-orang dengan latar belakang suku, ras, karakter, kompetensi, bahkan kepentingan yang berbeda-beda. Ketika memutuskan untuk bergabung dalam sebuah organisasi, maka berbagai perbedaan tersebut seharusnya dikesampingkan, agar roda organisasi dapat berjalan baik dan kemudian dapat mencapai apa yang dicita-citakan bersama.
Seperti yang dikemukakan sebelumnya, dalam kelompok paduan suara, satu orang saja tidak menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, maka akan memengaruhi kualitas paduan suara secara keseluruhan. Dalam menjalankan roda organisasi pun demikian, semua orang yang tergabung di dalamnya harus memiliki kemauan untuk bekerja sama, membuka diri untuk berbagai perbedaan, dan lebih mengedepankan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Kemauan untuk maju bersama antarseluruh anggota dan pemimpin organisasi, niscaya akan mebawa organisasi pada apa yang dicita-citakan.
Seperti kata Margaret Wheatly, seorang penulis sekaligus konsultan manajemen Amerika Serikat, yang mengatakan bahwa “Dalam suatu organisasi, kekuatan dan energi yang sesungguhnya justru berasal dari hubungan yang terbangun antaranggota organisasi tersebut”.
Hubungan yang terjalin antaranggota  nilainya jauh lebih penting dari hanya sekadar pekerjaan, fungsi, peran, dan posisi masing-masing. Itu berarti, setiap anggota organisasi harus bisa saling mendukung dan saling melengkapi, bukan mengedepankan egoisme dan kepentingan-kepentingan pribadi. Lebih berbahaya lagi, kalau di dalam organisasi terbentuk kelompok-kelompok kecil yang tidak seiring sejalan. (WELLYSERAN)
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung:

Postingan Populer

Diberdayakan oleh Blogger.