Setelah si peneliti menelaah hasil-hasil penelitian dari peneliti terdahulu melallui studi kepustakaan, dan di peneliti memilih dan merumuskan masalah penelitian yang ingin dipecahkan, maka tibalah saatnya peneliti merumuskan hipotesis-hipotesis untuk diuji.
Definis hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris
Pendapat lainnya:
Trelease (1960) menyatakan hipotesis sebagai suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati.
Good dan Scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah penelitian selajutnya.
Kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut:
- Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian;
- Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antara fakta yang kadang kala hilang dari pengamatan peneliti;
- Sebagai alat yang sedrhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh; dan
- Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Hipotesis memiliki ciri-ciri berikut:
- Hipotesis harus menyatakan hubungan
- Hipotesis harus sesuai dengan fakta
- Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan
- Hipotesis harus dapat diuji
- Hipotesi harus sederhana
- Hipotesis harus bisa menerangkan fakta
Hipotesis yang isi dan rumusannya bermacam-macam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Hipotesis tentang perbedaan vs hubungan. Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekanan yang menyatakan tentang saling berhubungan antara dua variabel atau lebih yang mendasari teknik korelasi ataupun regresi. Hipotesis tentang hubungan dan perbedaan merupakan hipotesis hubungan analitis.
- Hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis nul biasanya digunakan dalam penelitian eksperimental. Hipotesis nul biasanya diuji dengan menggunakan statistika.hipotesi kerja biasanya diuji untuk diterima dan dirumuskan oleh peneliti-peneliti ilmu sosial dalam desain yang noneksperimental.
- Hipotesis tentang ideal vs common sense hipotesis common sense biasanya menyatakan hubungan keseragaman kegiatan terapan. Sedangkan hipotesis ideal adalah hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks
Dalam menggali hipotesis, si penulis harus:
- Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilakukan;
- Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek, serta hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki; dan
- Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang bersangkutan.
- Tidak adanya teori atau pengetahuan tentang kerangka teori yang terang;
- Kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang sudah ada; dan
- Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk dapat merangkaikan kata-kata dalam mebuat hipotesis secara berurutan.
Petunjuk dalam Merumuskan Hipotesis:
- Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan dapat serta spesifik;
- Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan;
- Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang dapat diukur;
- Hipotesis hendaknya dapat diuji; dan
- Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.
Menguji hipotesis:
Untuk menguji hipotesis diperlukan data dan fakta-fakta. Kerangka pengujian harus ditetapkan lebih dahulu sebelum peneliti mengumpulkan. Pengujian hipotesis memerlukan pengetahuan yang luas mengenai teori, kerangka teori, penguasaan penggunaan teori secara logis, statistik, dan teknik-teknik pengujian.
Menguji Hipotesis dengan Konsistensi Logis:
Logika adalah cara penalaran dimana data diamati dan dibagi-bagi, buktinya dicari dan dipertimbangkan, dan kemudian kesimpulan diambil. Ada dua cara dalam memberi alasan, yaitu:
Alasan deduktif
Alasan deduktif adalah memberikan alasan dengan berpikir dan bertolak dari pernyataan yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat khusus atau spesifik. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya dengan jalan menggunakan pola berfikir yang disebut silogarisma. Penggunaan silogarisma adalah memberi alasan mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
- Pengorganisasian pengetahuan dalam suatu pengalaman, atau kepercayaan yang diterima.
- Merupakan alat ampuh dalam menetukan apakah sebuah kesimpulan yang diambil konsesten dengan hukum-hukum umum atau tidak.
Alasan induktif
Alasan induktif adalah cara berfikir untuk memberikan alasan yang dimulai dengan pernyataan-pernyataan yang spesifik untuk menyusun suatu argumentasi yang bersifat umum.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar